Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ ”Mengapa wanita tercipta dari tulang rusuk pria? Bukan dari kaki, tulang tangan dan tengkorak kepala manusia?
Karena wanita bukan untuk memimpin pria, bukan pula untuk menjadi bawahan yg harus diinjak-injak tetapi merupakan mitra, partner, rekan, sahabat dan orang yang paling dekat. Dia diciptakan dari tulang rusuk, agar dekat dengan hati untuk dicintai dan dekat pula dengan tangan untuk dilindunggi.
Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dalam hal ini merupakan elemen atau organisasi Katolik 100% wanita dan 100% Katolik telah berevolusi menjadi himpunan wanita-wanita yang bertujuan untuk mendukung tugas mulia dalam pelayanan gereja dan hadir selalu ditengah umat dalam bentuk karya sosial.
WKRI membuat ‘pembaharuan internal dengan tujuan untuk membantu meningkatkan peran perempuan secara efektif dalam masyarakat guna memerangi kesenjangan gender.
WKRI didirikan tahun 1924 di Yogyakarta atas prakarsa dua tokoh Gereja Katolik lokal, Pastor van Driesche SJ dan Ibu RA Soejadi Sastraningrat.
Sejak awal, WKRI telah membedakan dirinya dalam masyarakat untuk berperan aktif dalam mempromosikan martabat perempuan, dan mengembangkan visi dan misi organisasinya berpedoman pada doktrin Gereja Katolik.
Tujuan gerakan awal adalah untuk meminimalkan keterbelakangan dan isu-isu gender yang memaksa perempuan Indonesia kalah dengan rekan-rekan pria mereka. Program-programnya termasuk kursus menjahit, memberikan advokasi kepada perempuan bermasalah, penyadaran gender, bakti sosial, memberi pelayanan kesehatan, kunjungan stasi, kerja bhakti, kunjungan kerumah sakit, arisan untuk meningkatkan solidaritas, aktif dan kreatif dalam pelayanan gereja dan karya-karya sosial lainnya.
Saat ini WKRI memiliki lebih dari 86.000 anggota di seluruh Tanah Air dan terlibat aktif di dalam Gereja dan masyarakat.
Sebut saja Gereja St. Theresia juga sudah memiliki WKRI dengan karya-karya yang luar biasa untuk mengangkat dan meningkatkan kesetaraan gender.
Yang dimaksudkan dengan karya agung WKRI adalah bagaimana WKRI memberikan pelayanan berkualitas kepada sesama yang dimulai dari gereja yang paling kecil yakni rumah tangga atau keluarga dan memberi warna khas sesuai ajaran sosial gereja.
WKRI juga harus mampu menjadi Injil yang hidup di tengah masyarakat, yang dimulai dari keluarga, lingkungan, gereja, masyarakat dan juga negara. Dan diharapkan juga WKRI juga mampu menghadirkan wanita-wanita tangguh, berani, cerdas, terampil, kreatif dan pengasih untuk tampil pada panggung-panggung terbuka baik melalui budaya, sosial dan juga politik. Dengan begitu emansipasi wanita justeru mampu mendorong wanita berada pada tatanan dan kedudukan yang sama dengan mitranya, Pria. Selamat berjuang wahai wanita, WKRI tetap maju. 100% wanita dan 100% juga Katolik. 100% NKRI harga mati.
Penulis: Samuel Pardosi, S.Sos.
Komentar
Posting Komentar