Langsung ke konten utama

Tulang Sam: Gusdurian Hadiahi Jokowi-Ma'ruf Amin Nilai-Nilai Kebangsaan.

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ Masih ingat dengan kunjungan beberapa Kandidat Capres dan Cawapres beberapa waktu silam kekediaman almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang di jamu oleh istri Gusdur sendiri beserta Shinta Nuriyah Wahid dan anak perempuannya Yenny Wahid??

Bakal calon presiden, Prabowo Subianto mendapat cinderamata berupa dua buah buku, yaitu buku biografi Gus Dur dan buku tentang Islam dari istri almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid. Pemberian buku itu usai kunjungan Prabowo ke rumah Presiden RI ke-4 itu di di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).

"Satu adalah biografinya Gus Dur dalam bahasa Inggris Abdurrahman Wahid, A Moslem Democrat, Indonesia and President, A View from The Inside, kemudian satunya adalah menyoal agama-agama pra-Islam," kata Prabowo.

Begitu juga dengan Bakal cawapres Sandiaga Uno menemui istri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Wahid. Pantauan di lokasi, pertemuan berlangsung pukul 13.05 WIB, dan berlangsung secara tertutup.

"Assalamualaikum," ujar Sandiaga kepada tuan rumah yang disambut oleh Yenny Wahid, putri dari Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2018).

Tak lama bercengkrama, Sinta yang duduk di kursi roda pun hadir di ruang pertemuan. Secara cepat, Sandi langsung bersimpuh dan bersalaman dengan mencium tangan Sinta Nuriyah. "Assalamualaikum Ibu Sinta," ujar Sandi sambil mencium tangan.

Tidak hanya sekali, melakukannya hingga tiga kali. Hal ini dikarenakan posisi Sandiaga yang membelakangi kamera. Dan saat itulah Sandi mendapatkan bekal tempe mendoan dari Sinta Nuriyah. Tempe tersebut diberikan di dalam sebuah kotak makan berukuran sedang. 


"Saya juga dikasih oleh-oleh tempe yang tidak tipis seperti kartu ATM. Tempe mendoan ini karena kebetulan lagi saum (puasa), sama-sama puasa, Ibu (Sinta) puasa. Terus saya pas lagi kebetulan hari Senin ini puasa dan nanti buat buka puasa, terima kasih Ibu," ujar Sandi, yang pekan lalu menyebut tempe sekarang setipis kartu ATM karena melemahnya rupiah.

"Diulang boleh Bang Sandi? Kurang tertangkap kamera," celetuk awak media.

"Wah pake salam cium tangan lagi? Haha," kata Sandi sambil tertawa.

Usai saling bersalaman, pembicaraan pun berlanjut secara tertutup. Awak media yang meliput, diminta menjauh dan menunggu hingga pertemuan berakhir.

Namun Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku meminta doa restu kepada istri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah. Hal ini disampaikam Jokowi usai menemui keluarga almarhum Gus Dur, di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan pada Jumat (7/9/2018).

"Saya mohon doa restu dari Ibu Sinta," kata Jokowi. Dan saat itulah Presiden Jokowi disuguhi bubur merah pitoh saat silaturahmi ke keluarga Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid dan Jokowi meminta restu ke istri Gus Dur untuk maju di Pilpres 2019. Jokowi mengaku sudah empat kali mengunjungi kediaman almarhum Gus Dur. Dalam kunjungannya kali ini, ia juga ingin mengetahui kondisi dari Sinta Nuriyah dan keluarga Gus Dur khususnya.

"Jadi hari saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk almarhum Gus Dur ke-78. Saya kira Beliau alhamdulillah diberikan kesehatan yamg baik oleh Allah itu saja," ucap Jokowi.

Lantas apa yang berbeda dari kunjungan Prabowo Subianto, Sandiaga Unu dan Joko Widodo?

Yang membedakan adalah kunjungan ke empat yang dilakukan oleh Prof. Dr. KH. Ma,ruf Amin. Pertemuan ini merupakan kunjungan limit tanpa batas ibarat perjamuan atau pesta besar yang disajikan sebagai makanan penutup berupa makanan manisan dan makanan pencuci mulut. Pertemuan dan kunjungan Ma'ruf Amin bukan hanya sekedar membicarakan rencana pencalonan Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan tetapi juga Ma'ruf Amin menyampaikan, selain meminta dukungan, ia bersama keluarga Gus Dur sempat berdiskusi soal menjaga keutuhan NKRI. Turut hadir dalam pertemuan itu, Mahfud Md dan Romo Benny. Keduanya kini bertugas di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Kehadiran Mahfud Md ini bersamaan dengan jadwal pertemuan calon wakil presiden Ma'ruf Amin dengan istri Gus Dur, Sinta Nuriyah. Mahfud mengatakan, kehadirannya wajar dalam pertemuan ini sebagai keluarga Gus Dur secara ideologis.

"Saya ini kan termasuk bukan secara biologis, tapi secara ideologis dan hubungan kesantrian saya ini kan keluarga Gusdur. Jadi karena Gus Dur ini mau nerima tamu sesama NU," kata Mahfud kepada wartawan di kediaman Gus Dur, Rabu (26/9/2018).

Dia kembali menegaskan bahwa dirinya merupakan anak ideologis Nahdlatul Ulama (NU), sekaligus murid Gus Dur. Karena itu, kehadirannya untuk bertemu Ma'ruf sebagai kerabat keluarga Gus Dur.

"Sampe sekarang menjadi mudridnya Bu Sinta juga saudaranya Mbak Yenny, Mbak Alisa, makanya datang ke sini karena mau ada tamu penting dari NU itu aja," kata Mahfud MD. 

"Doa itu kan dalam berbagai bentuk, nanti beliau (Sinta) yang akan dibentukkan dalam bentuk apa," ucap Ma'ruf Amin.

"Nah (dukungan politik) itu beliaulah, itu urusannya beliau. Saya hanya jawab seperti itu," tambahnya.

Lantas, apa yang didapat Ma'ruf dari kehadirannya mengunjungi istri Gus Dur? Ma'ruf mengisyaratkan mendapat dukungan.

"Saya terima kasih, karena hari ini saya diterima dengan luar biasa, dengan sangat ramah dengan silaturahim. Ah (tidak dapat suvenir), dukungan sajalah" tutur Ma'ruf Amin. 

Pertemuan KH. Ma'ruf Amin dengan keluarga Gusdur inilah yang membedakan dan menentukan sekali dimana keluarga Gusdur memberi hadiah melalui Ibu Shinta Nuriah Wahid seorang tokoh besar Prof. Mahfud MD dan juga dukungan penuh untuk Prof. DR. KH. Ma'ruf Amin mendampingi Ir. Joko Widodo memimpin Bangsa Indonesia 2019-2014. Semoga Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dengan bergabungnya tokoh-tokoh bangsa yang bersih dan mau membangun bangsa ini dengan baik pula. Indonesia tetap jaya, Indonesia Maju. 

Penulis: Tulang Sam. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politikus Parasit Dan Politikus Rayap Mewabah, Tulang Sam: Basmi dan Hanguskan.

Setelah era reformasi, kehidupan Bangsa Indonesia seakan berpusat pada partai politik yang ikut dalam kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg), pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Presiden (Pilres). Tidak dapat dipungkiri bahwa partai politik seperti lampu yang menggoda laron-laron politikus untuk berkerumun. Bahkan tumbuh suburnya juga sistem multipartai yang hidup di Indonesia jelas terlihat bahwa dengan mudahnya menggerakkan mobilisasi sosial dan konsentrasi politik yang sangat dimungkinkan dengan menjadi anggota partai dan terjun berkontestasi dalam setiap pesta demokrasi dalam pemilihan umum. Kekuasaan dan prestise sepertinya tersedia apik dalam bungkusan partai politik dengan sangat mungkin diakselerasi berkat amandemen yang memberi kekuasaan begitu besar pada rakyat untuk memilih legislatif secara langsung semangat awal supaya kekuasaan eksekutif terkontrol dengan baik.  Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa politik yang hendak memperbaiki dan menghidupkan namun be...

Sosialisasi Limit Tanpa Batas

~SOSIALISASI LIMIT TANPA BATAS~ Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Sahabat yang tidak lekang oleh waktu... Izinkan saya mengenalkan diri sebagai Orang Muda yang ingin berjuang bersama sahabat, duduk bersama dan saling memberi saran, masukan bahkan sebuah kritikan sekalipun untuk tujuan yang membangun. Maka, sekalipun saya yang terakhir dalam perjuangan ini, saya meyakini akan menjadi terdahulu. Dan itu semua terjadi berkat usaha kita, doa dan dukungan yang luar biasa dari para sahabat... Melebihi dari segalanya... Ingat... Ingat... Nomor 12 Pelopor Perubahan. Oleh: Tulang Sam, 28092019