Langsung ke konten utama

Politikus Parasit Dan Politikus Rayap Mewabah, Tulang Sam: Basmi dan Hanguskan.

Setelah era reformasi, kehidupan Bangsa Indonesia seakan berpusat pada partai politik yang ikut dalam kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg), pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pemilihan Presiden (Pilres).

Tidak dapat dipungkiri bahwa partai politik seperti lampu yang menggoda laron-laron politikus untuk berkerumun. Bahkan tumbuh suburnya juga sistem multipartai yang hidup di Indonesia jelas terlihat bahwa dengan mudahnya menggerakkan mobilisasi sosial dan konsentrasi politik yang sangat dimungkinkan dengan menjadi anggota partai dan terjun berkontestasi dalam setiap pesta demokrasi dalam pemilihan umum. Kekuasaan dan prestise sepertinya tersedia apik dalam bungkusan partai politik dengan sangat mungkin diakselerasi berkat amandemen yang memberi kekuasaan begitu besar pada rakyat untuk memilih legislatif secara langsung semangat awal supaya kekuasaan eksekutif terkontrol dengan baik. 


Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa politik yang hendak memperbaiki dan menghidupkan namun berbalik bagai hama yang merusak sendi-sendi bangsa dan menghisap energi bangsa serta menjadi rayap-rayap dan parasit-parasit yang menumpang pada partai politik menggerogoti sistem dan lembaga tersebut.

Dan perkembangan demokrasi belakangan ini terancam dengan berbagai tindakan dan perilaku yang menggerogoti bangunan demokrasi dari partai politik semacam parasit politik dan rayap politik yang tumbuh subur dan terselubung menempel pada partai politik di atas pohon demokrasi yang akan merusak sistem pada akhirnya.  Dengan begitu mudahnya para politikus parasit dan rayap-rayap politikus, yang menggerogoti lembaga yang mereka duduki (partai, parlemen, departemen, dan negara) serta saling mengisap sesama di ruang komunitas politik. Dalam sepak terjangnya, parasit politik dan rayap-rayap politikus tak hanya individu tapi juga membentuk kelompok atau jejaring sosial yang tersusun rapi dan terselubung. 

Mereka membangun sistem parasit kumpulan elemen masyarakat yang secara berkelompok, sistematis, dan berkelanjutan membangun aneka tindakan kontrademokratis: korupsi berjemaah, rekayasa berkelompok, serta kebohongan bersama-sama—the parasitic system.

Sependapat dengan Samuel Pardosi, S.Sos (Tulang Sam) juga membenarkan bahwa adanya Politikus Parasit dan Politikus Rayap yang berupaya menggerogoti Partai dan Bangsa Indonesia pada saat ini. Menurut dia, Politikus Parasit dan Politikus Rayap itu menghabiskan tiang penopang Partai dan berkesinambungan masuk dalam sistem baik dalam partai itu sendiri maupun setelah berada pada lembaga-lembaga negara . Parasit itu kan sifatnya menumpang dan menghisap energi dan Rayap itu bikin keropos. Kedua makhluk hidup itu tentu sangat merusak sebuah sistem dimana makhluk itu berada. Maka bila saja ada Politikus Parasit dan Politikus Rayap menumpang pada salah satu partai tentu partai tersebut akan dirusaknya dan pada akhirnya keropos bahkan diisukan sampai mau bubar. 
Rayap dan parasit itu juga yang paling bernafsu mengincar kursi baik dalam partai maupun dalam lembaga legislatif dan eksekutif. Karena itu, jika ada politikus yang hobbynya selalu melakukan konsolidasi baik dalam partai maupun dengan partai lain harus diperhatikan dan diawasi supaya tidak lari dari tugas dan fungsinya sesuai dengan yang diundangkan  karena kalau tidak jenis parasit dan  rayap  tersebut dapat merusak dan menghabisi tatanan demokrasi. 

‘’Bisa dibayangkan,  kalau sebuah partai keropos dan digerogoti parasit,  bagaimana bisa menang pada ajang pemilihan umum,’’ ujarnya Tulang Sam. 

Kekacauan yang diakibatkan oleh politikus parasit dan politikus rayap ini semestinya menjadi perhatian masyarakat Indonesia supaya lebih peka terhadap kader-kader sebuah partai yang sudah mulai mendekati perilaku parasit dan rayap itu sendiri. 


Menurut Tulang Sam, masyarakat sudah dilibatkan ketika ada politikus yang berperilaku seperti parasit dan rayap ingin menggerogoti, menimbun kekayaan dan melakukan korupsi sudah bisa juga melaporkannya sesuai dengan PP 43 tahun 2018. Untuk itulah fungsi masyarakat itu sendiri dalam PP 43 tahun 2018 ini sangat strategis dan mampu mengembalikan kedudukan rakyat sebagi agen perubahan menyangkut pemerintahan yang bersih. Parasit dan Rayap harus dibasmi dan dihanguskan karena hanya mementingkan dirinya sendiri sementara sistem lain rusak dan tidak bekerja dengan baik", tegas Tulang Sam. 


Tulang Sam juga berpesan, supaya pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 nanti masyarakat jangan asal-asal memilih. Tetapi justeru lebih teliti melihat visi misi seseorang calon legislatif, memiliki etos kerja yang baik, memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat, mau berjuang pada garis suara rakyat dan utamanya seorang calon legislatif harus menyadari bahwa dirinya adalah wakil bagi rakyat bukan raja, bukan kepala, bukan bos, bukan mandur dan bukan pula tuan atau majikan bagi rakyat. Tetapi menyadari dirinya sebagai wakil rakyat yang bersuara dan berdiri pada garis perjuangan rakyat itu sendiri. (sobo) 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulang Sam: Gusdurian Hadiahi Jokowi-Ma'ruf Amin Nilai-Nilai Kebangsaan.

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ Masih ingat dengan kunjungan beberapa Kandidat Capres dan Cawapres beberapa waktu silam kekediaman almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur yang di jamu oleh istri Gusdur sendiri beserta Shinta Nuriyah Wahid dan anak perempuannya Yenny Wahid?? Bakal calon presiden, Prabowo Subianto mendapat cinderamata berupa dua buah buku, yaitu buku biografi Gus Dur dan buku tentang Islam dari istri almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid. Pemberian buku itu usai kunjungan Prabowo ke rumah Presiden RI ke-4 itu di di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018). "Satu adalah biografinya Gus Dur dalam bahasa Inggris Abdurrahman Wahid, A Moslem Democrat, Indonesia and President, A View from The Inside, kemudian satunya adalah menyoal agama-agama pra-Islam," kata Prabowo. Begitu juga dengan Bakal cawapres Sandiaga Uno menemui istri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), S...

Sosialisasi Limit Tanpa Batas

~SOSIALISASI LIMIT TANPA BATAS~ Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Sahabat yang tidak lekang oleh waktu... Izinkan saya mengenalkan diri sebagai Orang Muda yang ingin berjuang bersama sahabat, duduk bersama dan saling memberi saran, masukan bahkan sebuah kritikan sekalipun untuk tujuan yang membangun. Maka, sekalipun saya yang terakhir dalam perjuangan ini, saya meyakini akan menjadi terdahulu. Dan itu semua terjadi berkat usaha kita, doa dan dukungan yang luar biasa dari para sahabat... Melebihi dari segalanya... Ingat... Ingat... Nomor 12 Pelopor Perubahan. Oleh: Tulang Sam, 28092019