Langsung ke konten utama

Proyek Gorong-Gorong Bikin Warga Jerambah Bolong, Ngomel...

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ Pembangunan saluran air untuk mengantisipasi genangan air di jalanan Kota Jambi selalu menjadi masalah bagi kebanyakan masyarakat Kota Jambi. Dengan adanya proyek penggalian saluran air itu, yang dikenal juga dengan istilah gorong-gorong, kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan bisa semakin parah.

Seperti yang terjadi di kawasan Jalan Abdul Muis Depan Pasar Jerambah Bolong  beberapa hari terakhir ini. Proyek yang dimulai sejak pertengahan September itu dimaksudkan untuk membuat saluran air yang sering menggenangi jalan utama karena tidak memiliki sistem buangan air atau parit dan gorong-gorong ditempat itu. Dengan demikian guna mengalirkan genangan air yang menjadi langganan kawasan jalan utama Jerambah Bolong saat hujan deras maka diperlukan pembangunan parit dan gorong-gorong yang maksimal. 

Namun, proses pengerjaan gorong-gorong tersebut menimbulkan keluhan dari banyak warga yang kerap melintasi jalanan utama tersebut. Seperti dikeluhkan Salah seorang Tokoh Muda, Samuel Pardosi, S. Sos yang mengatakan bahwa pembangunan gorong-gorong di tengah jalan Jerambah Bolong tersebut hanya menambah panjang permasalahan dan omelan dari masyarakat pengguna jalan karena badan jalan menjadi lumpuh total dan tidak bisa dilewati sama sekali. 

Hal senada juga diungkapkan Wijaya (47) seorang pengusaha toko material bangunan yang mengeluhkan proyek gorong-gorong seperti "pahlawan kesiangan" karena dikerjakan saat musim hujan tiba, sementara tujuannya adalah untuk mencegah banjir akibat hujan.

"Pembangunan gorong-gorong ini bukannya mengantisipasi banjir tapi malah memperparah kemacetan dan membahayakan pengguna jalan," kata pemilik toko bangunan di Jerambah Bolong itu. 

Samuel Pardosi, S. Sos yang juga salah satu tokoh muda yang sedang mencalonkan diri sebagai Calon Anggota DPRD Kota Jambi Dapil Jambi Selatan dan Pall Merah menambahkan bahwa galian gorong-gorong sangat berbahaya bagi pengguna jalan, terutama pejalan kaki dan pengendara motor. Hal itu, menurut Tulang Sam karena kurangnya tanda peringatan yang jelas untuk menunjukkan bahwa di sekitar area tersebut sedang ada pekerjaan galian dan galian gorong-gorong hanya ditutupi beberapa lembar papan saja yang sama sekali tidak bisa dilewati oleh sepeda motor dan mobil. 

"Seperti di situ tidak terdapat tulisan bahwa sedang ada pekerjaan pembangunan saluran air, tanpa mengimbau pejalan kaki untuk berhati-hati ketika melintas," kata Tulang Sam sambil menunjuk kelokasi pengerjaan jalan dan gorong-gorong tersebut dan sebagai pertanda dikerjakannya jalan dan gorong-gorong hanya berupa seutas tali di ikat pada kayu. 

Pengerjaan Yang Buruk
Banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat Jerambah Bolong itu karena cara pengerjaan yang diterapkan oleh Kontraktor pelaksana pembangunan  kurang baik.

Semestinya para pekerja menggali sebagian yang akan dibangun saluran air terlebih dahulu dan pemasangannya dilakudilakukan secara bertahap sehingga tidak mengganggu aktifitas pengguna jalan baik pejalan kaki, sepeda motor dan roda empat. Namun yang terjadi adalah seluruh badan jalan digali sehingga mengakibatkan putusnya akses jalan dan itu yang mengakibatkan lalu lintas di sepanjang Jalan Jerambah Bolong terputus dan tidak dapat dilewati pengguna jalan. 

Menanggapi keluhan-keluhan itu, semestinya pemerintah setempat harus  melakukan investigasi mendadak pada kegiatan prmbangunan jalan dan gorong-gorong tersebut apakah sudah memenuhi standard supaya tidak begitu lama mengecewakan pengguna jalan. 

"Saya menganggap proses pengerjaan ini tidak sesuai dan merugikan masyarakat. Seharusnya pengerjaannya jangan membongkar semua bagian, baru membangun saluran satu per satu. Saya juga berharap supaya pengerjaan jalan dan gorong-gorong tersebut segera diselesaikan sebab sewaktu pengerjaan gorong-gorong di Beringin dan Depan Saverius Thehok pun hanya memakan waktu 1 hari dan dikerjakan secara bertahap" kata Tulang Sam dalam kunjungannya di tempat galian di depan Pasar Tradisional Jerambah Bolong, Kamis siang.

Tulang Sam juga menyarankan agar kontraktor memfokuskan pekerjaan pembangunan gorong-gorong satu per satu sehingga tidak ada galian yang terbengkalai.

Harapannya dikemudian hari adalah apabila ada pengerjaan dan pembangunan gorong-gorong di wilayah Kota Jambi supaya jangan langsung menggali semua badan jalan namun harus dilakukan secara bertahap supaya tidak mengganggu aktifitas pengguna jalan dan bahkan bisa melumpuhkan ekonomi suatu daerah yang terputus akses jalannya apalagi tidak ditangani secara cepat dan bertanggungjawab. Semoga dengan pembangunan infrastruktur ini juga mampu membantu kehidupan masyarakat didaerah Jerambah Bolong dan sekitarnya sehingga tidak ada lagi masalah genangan air saat musim hujan dan juga kemacetan parah di Jalan Abdul Muis setidaknya dapat teratasi.

Penulis: Sobo. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUKI : Gereja disegel, Kemana Saja Anggota Dewan terpilih.

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ Sesuai dengan laporan Komnas HAM mencatat bahwa selama 2016, pengaduan atas pelanggaran kebebasan agama di Indonesia berjumlah 97, meningkat dari 87 kasus pada 2015. “Dan melihat data yang disajikan Komnas HAM seperti biasa, seperti tahun-tahun sebelumnya, aduan terbanyak datang dari provinsi Jawa Barat,” Samuel Pardosi, Sekretaris DPW Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Jambi.  Jawa Barat mengoleksi 21 pengaduan selama 2016—salah satu kasus paling anyar ialah pembubaran  Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)  umat Kristen di Gedung Sabuga, Bandung. Kasus di Jawa Barat jadi pantauan kelompok HAM lain, termasuk oleh Setara Institute yang mencatat 44 kasus pelanggaran hak kebebasan beragama dan berkeyakinan pada 2015, dan Wahid Institute mendokumentasikan 46 peristiwa pelanggaran di provinsi tersebut di tahun yang sama.  Di posisi kedua ada DKI Jakarta yang mengoleksi 19 aduan. Di posisi ketiga adalah Sulawesi Utara, da...

Sosialisasi Limit Tanpa Batas

~SOSIALISASI LIMIT TANPA BATAS~ Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” Sahabat yang tidak lekang oleh waktu... Izinkan saya mengenalkan diri sebagai Orang Muda yang ingin berjuang bersama sahabat, duduk bersama dan saling memberi saran, masukan bahkan sebuah kritikan sekalipun untuk tujuan yang membangun. Maka, sekalipun saya yang terakhir dalam perjuangan ini, saya meyakini akan menjadi terdahulu. Dan itu semua terjadi berkat usaha kita, doa dan dukungan yang luar biasa dari para sahabat... Melebihi dari segalanya... Ingat... Ingat... Nomor 12 Pelopor Perubahan. Oleh: Tulang Sam, 28092019