Langsung ke konten utama

Samuel : Pemuda sebagai Garda Terdepan dan Agen Perubahan

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ Sebagai bangsa besar Pemuda merupakan ujung tombak menuju bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan sejahtera. Dalam sejarah peradaban sebuah bangsa, pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agen perubahan. Pada setiap perkembangan dan pergantian peradaban selalu ada darah muda mengalir dan mempeloporinya. 


Tulang Sam (Samuel Pardosi, S. Sos) sebagai Tokoh Muda Jambi  juga menegaskan bahwa Bung Karno pernah dalam pidatonya yang berapi-api dan semangat membara mengatakan :
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." 
Bung Karno juga mampu menjadi Penyambung Lidah Rakyat Indonesia dengan suatu pidatonya yang mengubah cara pandang pemuda terhadap perubahan dan kemajuan sebuah bangsa "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya
Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.

Tidak bisa dielakkan bahwa masa depan Indonesia terletak di tangan generasi muda. Pemuda merupakan salah satu elemen bangsa menjadi garda depan dalam menghadapi berbagai persoalan bersama. Pemuda adalah elemen utama yang melahirkan momen-momen penting pada sejarah peradaban manusia dari masa yang lampau hingga ke masa yang kini. Tidak hanya di Indonesia di berbagai negarapun pemuda selalu menjadi tokoh utama perubahan bangsa. 

Sebagai tokoh muda dan aktif diberbagai organisasi kepemudaan dan partai, Samuel Pardosi, S. Sos juga mengajak semua elemen kepemudaan dan anak muda Indonesia terlibat aktif juga dalam mengawal perjalanan Bangsa Indonesia ini menjadi sebuah bangsa besar, maju, dan memiliki peradaban yang disegani oleh bangsa dan negara lain. 

Sejarah bangsa Indonesia, dimulai dari kebangkitan nasional yang menumbuhkan rasa nasionalisme guna meraih kemerdekaan Indonesia, termasuk perubahan masa orde lama hingga lahinya orde reformasi. 

Beliau juga menegaskan bahwa sejarah telah mencatat bahwa peranan kepemudaan dalam mendirikan bangsa Indonesia tidak terlepas dari sejarah pergerakan kaum muda. Dalam setiap fase sejarah, kepemimpinan kaum muda adalah motor penggerak perubahan zaman. 

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. 

Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan. Generasi muda kemudian berhasil menorehkan tinta emas bagi perjalanan bangsa ini ketika di tahun 1945 kembali mereka merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa dimana teks proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17 Agustus 1945. Melalui proklamasi kemerdekaan ini, maka bangsa Indonesia yang selama ini tidak memiliki kedaulatan yang terfragmentasi dalam kerajaan-kerajaan, maka menyatu menjadi satu yaitu bangsa Indonesia. Lagu Satu Nusa Satu Bangsa merupakan simbol dan substansi dari menyatunya segenap elemen bangsa Indonesia. 

Bahkan pada tahun 1965 ketika terjadi krisis kekuasaan akibat gerakan makar yang dilakukan oleh PKI  maka pemuda juga bangkit melakukan perlawanan. Para aktivis organisasi kemahasiswaan, seperti GMNI, PMII, HMI, PMKRI, GMKI dan segenap elemen mahasiswa melakukan tiga tuntutan rakyat (Tritura), yaitu: Bubarkan PKI, Bersihkan pemerintahan dari unsur-unsur PKI dan Turunkan harga. Tritura ini menjadi salah satu "power of pressure" bagi pemerintahan pada saat itu untuk melakukan berbagai perubahan sehingga memunculkan Orde Baru yang kemudian berkuasa dalam puluhan tahun.

Kekuasaan Orde Baru yang berjalan selama 32 tahun lamanya ternyata juga tidak mampu menghadang kekuatan mahasiswa yang di tahun 1998 untuk menurunkan Jenderal Besar Soeharto dari panggung kekuasaan. Gerakan mahasiswa yang terjadi saat itu membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan sosial. Melalui gerakan mahasiswa tersebut maka muncullah Orde Reformasi yang berlangsung sekarang. Pemuda telah menunjukkan peran dan eksistensinya secara jelas untuk menjadi lokomotif perubahan yang heroik bagi tercapainya kemerdekaan dan perjalanan kenegaraan serta kebangsaan Indonesia 

Dengan tegas Tulang Sam juga mengutarakan bahwa peranan pemuda untuk perjuangan kemerdekaan tidak berhenti sampai disitu. Di zaman reformasi dan globalisasi saat ini tantangan yang dihadapi jauh lebih besar. Penjajahan tidak lagi secara fisik, tetapi lebih secara mental dan spiritual. Pelemahan ideologi dalam berbagai hal, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Salah satu tantangan itu adalah pembersihan negara ini dari mental korupsi. Karena mental korupsi adalah virus yang sangat berbahaya yang mempunyai dampak lebih mematikan dari apapun. Virus ini mengerogoti dan bisa memusnahkan peradaban bangsa. Dengan kehadiran Orde Reformasi yang dianggap keblablasan justreru melahirkan begitu banyaknya LSM, Ormas, dan Lembaga kepemudaan lainnya bahkan memunculkan partai-partai baru yang selama 32 tahun dibungkam. Namun setelah era reformasi semangat yang tiada henti dan kekutan dari para pemuda Indonesia menuntun Bangsa Indonesia matang dan dewasa dalam berdemokrasi. 

"Generasi muda adalah pemimpin bangsa depan untuk mengawal bangsa Indonesia. Di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Dengan adanya semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka negara ini akan sejahtera, damai dan kuat untuk itulah sangat disayangkan jika banyak tokoh muda yang menjadi harapan bangsa terlibat kasus-kasus korupsi, kasus narkoba, menyimpang dari haluan Pancasila dan UUD 1045. 

Samuel Pardosi, S. Sos juga mengajak supaya semua elemen Kepemudaan menjadi pengawal dan pemerhati Bangsa Indonesia demi terciptanya masyarakat adil dan makmur. Semua elemen pemuda selain harus bisa memaknai dan mengambil semangat para pendahulunya juga harus bisa memiliki andil lebih besar lagi, lebih kreatif, lebih inovatif dan bersatu untuk bersama-sama membangun daerah dan negerinya.

“Para pemuda harus menjadi garda terdepan bangsa yang bisa membentengi diri, keluarga serta lingkungannya dari berbagai macam masalah yang dihadapi saat ini seperti pergaulan bebas, sikap hedonisme dan narkoba. Apalagi dengan kecanggihan teknologi sekarang sehingga dinamai menjadi zaman milenial semestinya pemuda jangan mudah terpancing pada informasi ataupun kekuatan-kekuatan lain yang berusaha memecah belah kesatuan bangsa apalagi mendekati pemilihan presiden dan pemilihan legislarif 2019 nanti,” ucapnya.

Karena bila adapun kekuatan lain yang mencoba merongrong kesatuan dan kesatuan Bangsa ini maka  yang menjadi sasaran atau obyek dari pengaruh negatif tersebut adalah pemuda itu sendiri, tentunya ini bukan menjadi tanggung jawab aparat penegak hukum saja namun menjadi tanggungjawab semua elemen bangsa. Dia menambahkan bahwa pemuda Indonesia harus berani bersatu, mengesampingkan ego individu, ego kelompok dan ego komunitasnya.

“Mari kita bersama-sama kesampingkan ego, kuatkan karakter manusia Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk terus membangun daerah, negara dan bangsa kita secara umum untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dan secara khusus untuk Provinsi Jambi dan Kota Jambi Tercinta ini,” seru Sekretaris DPW MUKI Provinsi Jambi itu. 

Apalagi pada tahun 2019 Bangsa Indonesia disibukkan untuk menuntun orang-orang muda yang bisa duduk menjadi anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD untuk itu diharapkan sebagai Pemuda bangsa Indonesia yang terpilih semestinya mampu mengemban tugas dan tanggungjawab yang diamanatkan rakyat sebagai wakilnya di lembaga parlemen. Dan mampu membawa perubahan untuk Provinsi Jambi dan Kota Jambi menjadi daerah yang maju dan berkeadilan sosial untuk itulah Pemuda diharapkan tidak lagi hanya menjadi penonton atau pendengar tetapi harus menjadi agen perubahan dan garda terdepan bangsa ini. 

Penulis: Sonduk (SMP) 

"Pemuda sebagai Garda Terdepan dan Agen Perubahan"


Komentar

  1. Sega Genesis II - YouTube - Videoodl.cc
    A short, action-adventure-adventure movie starring a girl named Yoda, a teenage kari SEGA Genesis II youtube mp4 - Console : Sega Mega Drive

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUKI : Lebih Rumit Dirikan Gereja Daripada Diskotik

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com_ Penyegelan 3 Gereja GMI Kanaan, HKI dan GSJA Kota Jambi dan anggota jemaat tidak dapat lagi beribadah. Cara yang dilakukan pemerintah menutup dan menyegel Gereja sebagai rumah ibadah sangat disayangkan justeru sangat merugikan umat 3 Gereja pada  khususnya.  Beribadah itu adalah hak setiap warga negara.  Pasal 29 ayat 2, bunyinya “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu” Jika permasalahan IMB seperti ini kelihatannya sudah menjadi "klasik" di negeri ini. Tidak ada IMB, itu alasan. Tetapi semua orang tahu, bahwa mengurus IMB di negeri ini bukan persoalan sederhana.  Ada yang bertahun-tahun, bahkan izinnya tidak pernah keluar. Dalam keadaan seperti itu mestinya Pemerintah Daerah memfasilitasi. Bukan menyegel bangunan sehingga jemaat tidak bisa beribadah. Kalau hanya menyegel saja, itu tindakan sewenang-wenang.  Padahal bila pemerintah me

Berguru Kebajikan dan Kebijaksanaan Dari Jokowi.

Jambi, Djangkrikmoeda.blogspot.com _ Para sahabat, Anda jangan memberiku predikat "kampanye" ketika aku menyorot nama presiden Republik Indonesia (Jokowidodo), Karena memang aku sedang tidak untuk kampanye. Tetapi aku hanya ingin belajar daripadanya bagaimana hidup bersama. Bukan belajar membangun puluhan ribu kilo meter jalan raya dari Sabang sampai Merauke. Bukan pula belajar membangun bandara dan sumber energy. Bukan belajar bagaimana menjadikan bangsa ini pemilik tambang emas di Papua yang berpuluh-puluh tahun dibungkus oleh bangsa asing dengan nama tambang "tembaga". Bukan belajar bagaimana menyamakan harga bensin yang sama dari Sabang sampai Merauke. Bukan pula belajar bagaimana membangun rel kereta api dan atau membangun bendungan dan pasar tradisional yang membantu rakyat negeri ini merai kesejahteraannya. Aku hanya ingin berguru kebajikan daripadanya. Iya, berguru kebajikan dan kebijaksanaan dari seorang manusia langka yang terlahir di negeri ini. Aku in